Tjoekoep! Tjokoep! Tjokoep!

YOGYAKARTA – Sebuah pameran bertajuk Tjoekoep! Tjokoep! Tjokoep! akan digelar untuk merayakan 86 tahun PERSAGI (persatuan Ahli Gambar Indonesia). Pameran yang diadakan di Galeri R.J. Katamsi ISI Yogyakarta ini akan dibuka pada hari Rabu, 23 November 2024 pk 16.00 WIB dan akan berlangsung hingga 6 November 2024.

Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) adalah organisasi seni rupa yang bersejarah dan berperan penting dalam perkembangan seni lukis modern di Indonesia. Berdiri pada tahun 1938, PERSAGI menjadi wadah bagi para seniman Indonesia untuk mengekspresikan pandangan dan aspirasi seni mereka, terutama dalam konteks sosial dan politik pada masa penjajahan Belanda.

Organisasi ini juga merupakan simbol kebangkitan seni rupa modern Indonesia yang berpijak pada budaya lokal dan identitas nasional.

Pada awal abad ke-20, seni rupa di Indonesia sangat dipengaruhi oleh seni Barat yang dibawa oleh para seniman Belanda. waktu itu, seni lukis di Indonesia lebih bersifat dekoratif dan cenderung menjadikan alam dan budaya lokal sebagai objek eksotisme.

Banyak seniman Indonesia yang merasakan bahwa seni rupa di tanah air belum sepenuhnya mencerminkan semangat nasionalisme dan identitas kebangsaan. Situasi ini kemudian memicu sejumlah seniman Indonesia untuk membentuk organisasi yang dapat menyalurkan aspirasi mereka dalam menciptakan karya seni yang lebih bermakna, baik secara estetika maupun ideologis.

Salah satu tokoh utama yang menginisiasi pembentukan PERSAGI adalah S. Sudjojono, seorang pelukis dan pemikir seni rupa yang kemudian dikenal sebagai “Bapak Seni Lukis Modern Indonesia.”

Berikut adalah tokoh-tokoh seniman pendiri PERSAGI:

  1. Sudjojono. Sudjojono dianggap sebagai pemikir dan tokoh sentral di balik berdirinya PERSAGI. Ia mengkritik keras gaya lukisan naturalisme yang dominan saat itu, yang menurutnya tidak mampu mencerminkan realitas sosial dan budaya bangsa Indonesia. Sudjojono mengusung konsep “jiwa ketok”, yang berarti seni lukis harus memiliki jiwa atau karakter yang mencerminkan kepribadian senimannya dan kondisi masyarakat di sekitarnya.
  1. Affandi. Affandi, yang kelak dikenal sebagai salah satu maestro seni lukis Indonesia, juga terlibat dalam gerakan PERSAGI. Gaya ekspresionismenya yang kuat dan spontanitas dalam goresan kuas menjadi cerminan bahwa seni tidak harus mengikuti kaidah formal, melainkan lebih sebagai ekspresi emosi dan perasaan terdalam seniman.
  1. Agus Djaya. Salah satu pendiri lainnya, Agus Djaya, adalah pelukis yang juga berperan penting dalam mendirikan PERSAGI. Ia aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan berkontribusi dalam mengembangkan seni lukis dengan sentuhan lokal yang kuat.
  1. Hendra Gunawan. Seperti Affandi, Hendra Gunawan adalah salah satu anggota PERSAGI yang kelak diakui sebagai pelukis penting di Indonesia. Karya-karyanya banyak merefleksikan kehidupan rakyat kecil dan kondisi sosial masyarakat Indonesia. (mac)