Foto: Dok. Peruja

Paradocs, Jakarta dan Kegelisahan Perupa.

JAKARTA – Sebanyak 31 perupa yang tergabung dalam Peruja (Perupa Jakarta Raya) dan alumni IKJ (Institut Kesenian Jakarta) memamerkan karya dua dan tiga dimensi dalam gelar pameran yang bertajuk Paradocs di Balai Budaya Jakarta, Jl Gereja Theresia No 47, Jakarta.

Pameran yang dibuka sejak tanggal 7 Oktober lalu akan berlangsung hingga tanggal 19 Oktober mendatang.

Pameran ini adalah sebuah keinginan untuk membentuk suatu kawasan dengan latar kerja seni budaya. Secara tematik, Pameran Paradocs, berfungsi sebagai basis untuk pergerakan seni  yang akan menghidupkan nilai-nilai seni kota Jakarta. Memberi peluang untuk  menghidupkan dasar seni yang diperjuangkan seniman. Baik itu seni lukis, mural atau  seni patung dan lainnya, memberi energi kreatif untuk bergerak maju menghadapi tantangan  zaman.

Rindy Atmoko, Koordinator Seniman Peruja, memaparkan, perkotaan sebagai ruang hidup dengan dinamika pembangunan yang sangat responsif, mampu menyulap lahan pertanian menjadi bangunan megah. Pembangunan yang digenjot tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan manusianya.

“Pembangunan urban dengan desain yang mewah,  tidak serta merta menjadi kontribusi positif bagi manusianya. Sehingga terjadi paradocs. Hal inilah yang menjadi pemantik  kegelisahan para seniman. Sehingga dapat menjadi sumber inspirasi berkarya, seperti yang terlihat dalam pameran ini. ”, jelas Rindy.

 

Menurut Anna Sungkar, kurator pameran Paradocs, suatu pameran yang khas Jakarta, harusnya seniman dapat merekam apa yang terjadi di kotanya, sehingga karya seni yang tercipta mempunyai daging dan darah yang khas dengan karakteristik permasalahan dan pergulatan di kotanya, dalam hal ini kota Jakarta dan sekitarnya.

“Mungkin tidak banyaknya karya seni yang khas Jakarta karena lukisan membutuhkan waktu untuk pengendapan dan refleksi”,ungkap Anna Sungkar. (mac)

PESERTA PAMERAN : Akbar Linggaprana, Ireng Halimun, Nuryanah, Rindy Atmoko, Zamrud Setya Negara, Syakieb Sungkar, M. Solech,  Tantio Adjie Arianto,  RW Mulyadi, Budi Karmanto, Feriendas Munadi, Gogor Purwoko, M. Hady Santoso, Sulan Lim, Marjo Jack, Yuli Riban, Syahnagra Ismail, Nadia Iskandar, Chryshnanda Dwi Laksana, Djaroe,  Antoni Comvoor, Tomy Faisal Amin, Andi Suandi, Dick Syahrir, Purwanto Seno, Ar. Soedarto, Budi PM. Tobing Agus Salim. Yani Mariani dan Teddy Murdianto.