SURABAYA – Gedung Merah Putih, Alun-alun Surabaya, menjadi ajang Pameran Seni Rupa “ASF (Art Surabaya Festival) #1″ yang diinisiasi oleh Ikatan Alumni Seni Rupa dan Desain Universitas Negeri Surabaya (IKA SRD UNESA). Pameran ini terasa Istimewa karena merupakan gelar pamer kolaborasi lintas generasi, dari angkatan 1979 hingga 2014.
Dibuka oleh Guru Besar Seni Rupa UNESA, Prof. Dr. Djuli Djatiprambudi, Rabu (20/11) lalu, pameran bertajuk “Lalu Kini” ini menampilkan karya dari 51 alumni lintas angkatan, termasuk nama-nama seperti Salamun Kaulam, Wayan Setyadarma, Djuli Djatiprambudi, Chrisyanti Angge, hingga generasi muda seperti Fahril Alvin B dan M. Ibrar.
Menurut Prof. Djuli, pameran ini menunjukkan bagaimana seni rupa UNESA terus beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan akar budaya lokalnya. “Pameran ini adalah bukti bahwa seni rupa UNESA memiliki kontribusi besar dalam membentuk wajah seni rupa Indonesia,”.
Ubaidillah Efendi, Ketua IKA SRD UNESA menjelaskan, nama ASF dipilih sebagai upaya menghidupkan kembali semangat Festival Seni Surabaya (FSS) yang dulu menjadi ikon seni di Surabaya. “ASF mengingatkan bahwa akar berkesenian di Surabaya telah ada sejak lama. Ini adalah wujud apresiasi terhadap tradisi seni kota ini,” jelasnya.
ASF #1 yang akan berlangsung hingga tanggal 23 November ini bukan hanya retrospeksi, tetapi juga refleksi untuk masa depan seni rupa Indonesia. Dengan kehadiran seniman lintas generasi dan dukungan akademis dari institusi seperti UNESA, seni rupa Surabaya diproyeksikan menjadi salah satu pilar kesenirupaan nasional.
Anang Prasetyo, Sekretaris IKA SRD, menambahkan, Pameran ini diharapkan menjadi agenda rutin yang terus berkembang. Ke depan, seni rupa UNESA diharapkan melahirkan adikarya dengan eksplorasi media baru, termasuk seni digital.
“Setiap generasi memiliki tantangannya masing-masing. Harapannya, seniman UNESA mampu merepresentasikan era mereka dengan karya yang kuat dan inovatif.” jelasnya. (mac)